RSS

rindu ini milikku

ya, rindu ini milikku.
bukan milik siapa-siapa.
aku enggan berbagi perihal untuk siapa rindu ini karena sosial media terkadang begitu kentara menampakkan semuanya.
aku sedang rindu, namun enggan berbagi untuk siapa rindu ini aku hadirkan karena terkadang yang aku sampaikan akan menjadi buah bibir di kelak kemudian.
ah, kamu lupa bahwa sosial media memang diciptakan untuk pamer, hanya tingkat kenorakannya saja yang berbeda.
aku rindu (dan aku malu untuk mengaku norak).
sudah katakan saja selamat pagi eh tidak katakan saja Assalamualaikum untuk tuan yang dirindui.
semoga rinduku sampai. tak apa aku norak, setidaknya kamu tahu, ada yang selalu mendoakan keselamatan untukmu, Tuan.
-dari nona kecil yang melihatmu sebagai pria berdasi, bukan pria sederhana yang bernama.



[se]siapa : kamu [?]

sesiapa yang mengenang
sesiapa yang menghening

sesiapa yang meninggalkan
sesiapa yang menunggalkan

lalu kutunjuk jarimu,
yang sama denganku
maukah kau
menjadikannya sepasang jemari?



perjalanan

sudah menginjak pertengahan ramadhan 1437 H

aku di sini, terpaku di layar kesayangan. mencoba memutar ulang kenangan sejak awal tahun. (next lah ya diposting ke mana aja).

intinya adalah tentang perjalanan,
apa yang dicari dari sebuah perjalanan?
pengalaman? pembelajaran? hiburan? kawan? atau sekedar dokumentasi tanda keeksisan?

apa yang dilakukan setiap selesai tualang?
kesenangan? kepuasan? atau justru kehampaan?


buka media sosial dan isinya jreng jreng jreng: banyak yang mulai serius dengan hubungan bahkan beberapa di antaranya sudah mantap untuk menikah....

galau?
ingin?
kabita?

jujur saya jawab iya.

menunggu.
semua adalah tentang waktu
tapi menunggu dalam ketidakpastian adalah semu.
tak tahu rindu mana yang dapat kutenun.
tapi doa, ia tetap tahu kemana akan bermuara.